There's a riot in my mind, and you're not invited.

Selasa, 20 Mei 2014

00.00, 19th May 2014.

16.29 Posted by Raraawr's! No comments
(This is a super late post--but who cares?)

00.00, 19th May 2014 = I'm now 18 years old. SAY HAPPY BIRTHDAY TO ME, YAY!

Nggak terasa ternyata sudah 18 tahun gue menginjakkan kaki di dunia ini. Tapi mana ada juga anak baru brojol langsung kakinya nginjak tanah. Yah, intinya, udah 18 tahun gue hidup di dunia. Alhamdulillah, is the only word I could say at the moment. After all I've been through in this world, the smooth water and the rough stones, still--Alhamdulillah. I couldnt be more grateful than this. 18 tahun gue hidup bukannya hidup gue susah, hanya saja, tidak mudah. Hidup memang berat, lebih berat dari berat badan lo sendiri. Kalau ada orang yang hidupnya santai-santai aja tanpa pernah kena masalah--I'm not even envying them--justru gue mau go straight to their face then ask, "Are you even alive?"

That's the point of life. Are you alive, or are you just surviving? Apa hal-hal yang udah lo lakuin di dunia ini yang bikin lo hidup? Atau lo hanya melakukan hal-hal yang lo lakuin sekarang untuk hidup?

Hidup dan bertahan hidup jelas berbeda. Ketika lo "hidup", lo bakal memaknai setiap detik yang ada. Setiap hembusan napas lo, lo bakal menghargai itu. Lo bakal enjoy apa pun yang lo lakuin selama lo hidup. Hidup adalah ketika lo benar-benar hidup, happily. Siapa pun juga pasti mendambakan hidup yang bahagia--baik itu dunia dan akhirat, atau hanya salah satunya saja, ya, terserah orangnya lagi. Mungkin bakal enak banget hidup dengan melakukan hal-hal yang lo suka. Doing what you like is freedom, liking what you do is happiness. Well said. Oleh karena itu, perbedaan happiness dan freedom itu sebenarnya sangatlah tipis--let's say there's a very thin line between those two. Ketika lo melakukan hal yang lo suka, lo pasti bahagia karena udah dapat kebebasan buat melakukan hal itu. But freedom is often mistaken as sin, and--hell yeah--sometimes freedom is sin. Gue suka gambar, desain, doing semrawutan things, keliaran pake baju kaos longgar dan celana jeans tanpa harus peduli gue bakal keliatan kayak gembel (nggak segitunya juga, sih), tapi perlahan gue sadar gue pengen melakukan hal itu bukan untuk kebahagiaan gue, melainkan untuk kebebasan sendiri yang pengen gue capai. Akhirnya gue terdampar di sini, masuk fakultas kedokteran yang baru kedengeran namanya aja udah bikin kepala mumet, but I'm starting to liking this life as a med stud. And after being a doctor in the future--and I bet I would find my self like that I am a doctor--that would be the happiness of me. 

Sedangkan bertahan hidup jelas berbeda. Ketika lo hanya "bertahan hidup" di dunia ini, lo bakal ngelakuin semua hal yang berorientasi semata-mata hanya untuk dunia. Makan, minum, nyari duit, sekolah, kerja, semua itu buat proses bertahan hidup lo aja. Buat proses inhale-exhale yang lo lakuin tiap detik itu. And you think you would be enjoying that? Hell no. Orang-orang yang hidupnya kayak gitu adalah orang yang pathetic banget. Punya hidup disia-siain. Banyak banget orang yang masih mau punya kesempatan hidup and this is you having one but you let it to be such a waste, mending mati aja lo. But okay, daripada mati, mending lo belajar ikhlas. Kalau memang hidup lo sama persis dengan celotehan gue tadi, mending ikhlaskan saja. Ikhlas mengajarkan lo untuk mencintai, salah satunya adalah mencintai hidup lo sendiri. Dan mencintai hidup adalah kunci sukses menuju kebahagiaan. 

So, again, are you alive or just surviving? You decide.

0 comments:

Posting Komentar